Tampilkan postingan dengan label Cintailah Cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cintailah Cinta. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Maret 2012

The Journey of Love


Cinta itu menyatukan hati, menyamankan jiwa. Kepadanya hati mencari dan melepaskan dahaga. Menjadikannya sumber energi, nyaris tanpa henti, untuk terus melayani. Lapang dada dan ringan langkah menjalani hari-hari.
Menjadikannya penawar atas semua jeri, juga pijakan untuk setiap tindakan. Seolah semua menjadi benar jika
cinta sebagai latar.

Dengan
cinta seluruh saat terasa nikmat, setiap warna terasa memesona, semua pengorbanan terasa menawan, dan segala lelah terasa megah. Rasa ini memabukkan yang karenanya seringkali menumpulkan akal.
Karena dalam
cinta, kepasrahan tanpa syarat menjadi niscaya untuk cita rasa terbaik dan kelezatan terdahsyat.

Badai nikmat menyapa seluruh pori-pori. Rasa angkuh pun meluruh karenanya. Dan kita berharap semuanya takkan usai, tak pernah selesai. Menjalani hidup bersama
cinta selama mungkin, menjadi abadi seandainya bisa.
Berdoa semoga waktu berhenti melaju. Adakah yang lebih indah dari ini?

Tapi hari-hari terus berlari tak peduli. Ia membawa kita ke kenyataan sejati, bahwa
cinta bukanlah Sang Penguasa meski sebagian kita menjadi budaknya. Semuanya berubah saat perjumpaan itu tiba. Ketika tanggung jawab atas semua perbuatan diminta.
Saat keadilan ditunjukkan dan kebenaran ditampakkan. Ketika kepalsuan disingkapkan, dan semua alasan kebingungan mencari rujukan.

Ketika itulah
cinta ingkar atas perilakunya yang mungkar, memenangkan syahwat atas akal sehat. Para pecinta saling menhindar agar selamat dari siksa akhirat sebab cinta tanpa iman hanya melahirkan maksiat. Dan puja puji yang berubah menjadi caci maki, membuahkan permusuhan sejati.
Saat itu kita akan tersadar, bahwa menghamba kepada
cinta yang salah adalah sia-sia. Semua kelezatannya hanyalah semu dan palsu. Ia telah menipu nafsu!

Karena
cinta, mestinya, mengalirkan keluhuran jiwa. Memberanikan si penakut, memuliakan si pengecut, mendermawankan si kedekut, dan membuat si kasar menjadi lembut.
Mata air penuh vitalitas yang harus berasal dari Sang Empunya yang sebenarnya,
Allah.

Ia berjalan berkelindan dengan iman mengitari kehidupan setiap insan. Membawa pesan-pesan langit membumi dalam prestasi terbaik seorang hamba, menegakkan kebenaran dan menghancurkan kemungkaran sepenuh keikhlasan.

Inilah
cinta yang takkan bisa dihentikan. Karena ia membangun jembatan menuju istana surga. Membawanya menikmati buah manis penghambaan, saat semua cinta terlaknat berakhir tragis.
Dan karena kita adalah hamba dari apa yang kita
cintai, sudahkah kita memilihnya dengan teliti?

*Sumber : Ar-Risalah | No. 127 / Vol. XII / 07 Shafar - Rabiul Awal 1433 H / Januari 2011, Hal. 64 Muhasabah

Kamis, 16 Februari 2012

Cukup Cintai Dia

Cukup cintai dia dalam diam

Bukan kerana membenci hadirnya, tetapi menjaga kesuciannya.. bukan kerana menghindari dunia, tetapi meraih syurgaNYA.. bukan kerana lemah untuk menghadapinya, tetapi menguatkan jiwa dari godaan syaitan yang begitu halus dan menyelusup.....


Cukup cintai dia dari kejauhan

Kerana hadirmu tiada kan mampu menjauhkannya dari ujian.. kerana hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangan.. kerana mungkin saja kan membawa kelalaian hati-hati yang terjaga.....


Cukup cintai dia dengan kesederhanaan

Memupuknya hanya akan menambah penderitaan.. menumbuhkan harapan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan.....


Maka cintailah dia dengan keikhlasan

Kerana tentu kisah Fatimah dan Ali Bin Abi Talib diingini oleh hati.. tetapi sanggupkah jika semua berakhir seperti sejarah cinta Salman Al Farisi..??


".. boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.
ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
( QS. Al Baqarah: 216 )


" Wanita-wanita yang keji adalah untuk lelaki-lelaki yang keji, dan lelaki-lelaki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk lelaki-lelaki yang baik dan lelaki-lelaki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (syurga)."
( QS. An Nuur: 26 )


*Posted http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1567841808535&set=a.1205817398151.29896.1610140754&type=3

~