Sabtu, 30 Januari 2010

For You Ikhwah Fillah

Manakah yang lebih dahulu???? Dengar or taat dahulu????
Tidak akan ada ketaatan jika seseorang tidak mau mendengar. Itulah mengapa mendengar didahulukan sebelum taat. Dalam sebuah jamaah kita harus mampu memaknai ketaatan itu sendiri. Dalam mendengar pun harus dipastikan sumber berita atau sumber perintahnya. Komunikasi yang jernih dan lancar sangat dibutuhkan dalam sebuah jamaah agar yang mendengar mampu melaksanakannya dengan tepat.
Hal yang paling penting yang saya garis bawahi agar muncul ketaatan dalam sebuah jamaah adalah TSIQAH. Saya rasa tidak akan muncul ketaatan sebelum adanya Tsiqah. Apa makna dari tsiqah itu sendiri……
Jika selama ini kita mengartikan tsiqah hanya sebatas percaya. Maka di sini saya akan coba agar kita tidak hanya memaknainya sebatas itu. Tsiqah adalah kepercayaan dan puasnya seorang kader dakwah dakwah terhadap jamaah dan pemimpinnya, dengan kepuasan yang mendalam itu ada rasa cinta, penghargaan, penghormatan hingga lahirlah sebuah ketaatan.Taat harus selalu kita lakukan baik di saat kita merasa senang dan bersemangat dengan perintah tersebut maupun di saat kita enggan dan malas dengan perintah itu.
OK, kita beralih sejenak dari kata tsiqah. Sebelum terlalu jauh melangkah saya ingin kita semua tahu bahwa jelas suatu jamaah yang akan mencapai tujuannya harus memiliki manhaj, pimpinan dan anggota. Disini saya tidak akan mengulas manhaj karena saya yakin kita semua sudah faham dengan manhaj kita. Saya akan sedikit berbagi tentang pimpinan dan anggota. Kedua hal ini saling berkaitan. Jamaah tidak mungkin ada, tanpa adanya kepemimpinan ( Qiyadah ). Tidak ada artinya qidayah tanpa adanya hak didengar dan ditaati para anggota jamaah. Keharmonisan suatu jamaah tidak akan terwujud tanpa adanya ikatan dan komitmen yang wajib ditaati dan dilaksanakan. Dari berbagai buku yang sering kita lahap, senantiasa kita temui yang menjadi landasan utama dalam hidup ini adalah pemahaman. Bahkan seorang mujahid Imam Syahid Al Banna pun menggariskan Pemahaman sebagai salah satu rukun bai’at. Tidak terpenuhi salah satu saja dari rukun bai’at akan menyebabkan penyimpangan individu dan jamaah. Saya yakin jika pemahaman kita sudah cukup terpenuhi maka tidak akan muncul friksi-friksi dalam jamaah. ORANG-ORANG LANGIT dan RAKYAT JELATA….. Atau apalah namanya…. Seringkali kita temui para penyokong dakwah atau bahkan kita sendiri yang membuat adanya friksi-friksi itu. Dalam dakwah ini tidak ada yang namanya tingkatan, kasta, dan sejenisnya. Wajar jika dalam sebuah jamaah ada ORANG-ORANG LANGIT dan RAKYAT JELATA (maaf kita pakai bahasa ini aja). Kalau semuanya mau jadi ORANG-ORANG LANGIT siapa yang jadi RAKYAT nya. Dalam sebuah pemerintahan pun kita mempunyai fungsi sebagai Rakyat, Bukan????? Kenapa dalam sebuah organisasi seringkali masih kita pertanyakan dan agak sedikit contra dengan hal itu. Tidak sembarang meletakkan seseorang menjadi bagian dari ORANG-ORANG LANGIT. Ada berbagai macam pertimbangan tentunya melalui jalur Syuro. Jangan kita kira mereka welcome dan membuka tangan lebar-lebar ketika MS(Majelis Syuro) menetapkan mereka sebagai ORANG-ORANG LANGIT. Tugas, amanah mereka berat sekali dan itu semua akan menjadi tanggung jawab besar mereka di hadapan Sang Pencipta. Kita sebagai rakyat jelata hendaklah merapikan, menjaga dan melindungi shaf ini. Menghindari setiap kata atau tindakan yang dapat menimbulkan perpecahan. Back to up………..
Dengan pertolongan Allah dakwah ini akan tetap berjalan dengan baik, dengan kita maupun tanpa kita. Kita tidak perlu bersedih ketika memang kita ditempatkan sebagai teknisi. Allah tidak menilai dibagian apa kita berkontribusi tapi Allah menilai proses dan hasil, apa yang kita berikan untuk dakwah ini. Meskipun terkadang ketetapan jamaah itu tidak sesuai dengan pendapat pribadi kita. Perlu diingat kembali landasan kita Syuro, jika sudah menjadi keputusan syuro’ maka itu mesti kita laksanakan. Keputusan Jamaah lebih baik dari keputusan infirodi. Rasullullah pun dalam suatu perang (lupa perang apa namanya) lebih mengutamakan hasil syuro daripada keputusan pribadinya meskipun sebenarnya keputusan beliau itu benar. That’s Right, so kita para pengemban jalan dakwah mari kita sama-sama luruskan niat kembali. Jangan sampai ada disorientasi dalam dakwah ini. Saatnya kita Sami’na wa tho’na, mendengar dan taat bukan mendengar, analisis, dan tinggalkan.
Untuk para pengusung dakwah……..
“Kalau Anda tidak bersama dakwah, maka Anda tidak akan bersama dengan selainnya, sedang dakwah kalaupun tidak dengan Anda, ia akan bersama dengan selain Anda, jika Anda berpaling, maka Allah pasti akan mengganti Anda dengan generasi baru yang tidak seperti Anda.”
Hanya sedikit goresan tinta sederhana, saya hanya ingin kita sama-sama meluruskan niat kita dalam dakwah ini. Balasan Allah sangat besar dan pasti untuk para pengemban dakwah, jangan sampai niat itu sedikitpun terkotori. Saya juga berharap frame ORANG-ORANG LANGIT dan RAKYAT JELATA dalam benak kita tidak menjadi penghalang bagi kita untuk senantiasa berkontribusi dalam dakwah ini. Jangan pernah ada dalam pikiran kita Toh,,,,,,,, ada Orang-orang Langit juga. Astaghfirullah……….
Dakwah milik kita bersama, tiap diri kita ada hak untuk ummat ini….
Afwan Minkum and Wallahualam bi shawwab….

Inspirasi Teman

Melihat tawamu
Mendengar senandungmu
Terlihat jelas dimataku
Warna - warna indahmu

Menatap langkahmu
Meratapi kisah hidupmu
Terlukis jelas bahwa hatimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Sifatmu nan s'lalu
Redakan ambisiku
Tepikan khilafku
Dari bunga yang layu

Saat kau disisiku
Kembali dunia ceria
Tegaskan bahwa kamu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Belai lembut jarimu
Sejuk tatap wajahmu
Hangat peluk janjimu

by: SOS